HOSPITALNENEARME — Menurut Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia, tingkat penularan tuberkulosis (TBC) di Lapas jauh lebih tinggi dibandingkan di lingkungan terbuka. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan memastikan seluruh tahapan skrining hingga pengobatan berjalan dengan baik.
Di Lapas Perempuan Kelas IIA Tangerang, Banten, hari Rabu (19/3), Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemen Imipas), dan Kementerian Sosial (Kemensos) untuk meninjau proses pemeriksaan TBC dan pemeriksaan kesehatan gratis.
Prof. Dante menjelaskan bahwa warga binaan akan diidentifikasi untuk menemukan kasus TBC. Orang yang terdiagnosis diobati segera, dan orang yang tidak diobati dijaga.
Prof. Dante menyatakan, “Kita hadir di sini untuk nilai kemanusiaan bahwa setiap hidup harus selalu diperhatikan, bahwa setiap harapan harus selalu diupayakan, termasuk dalam hal ini adalah upaya skrining kesehatan bagi ibu-ibu warga binaan.”
Ia tahu bahwa kehidupan di Lapas memiliki banyak tantangan yang sering dilupakan oleh warga binaan. Namun, pemeriksaan TBC gratis dan pemeriksaan kesehatan saat ini menunjukkan bahwa negara hadir untuk mereka.
Dalam skrining ini, sebanyak 218 warga binaan di Lapas Perempuan Kelas IIA Tangerang menjalani pemeriksaan TBC menggunakan metode Active Case Finding, yang melibatkan pemeriksaan rontgen dada dan Tes Cepat Molekuler (TCM) untuk individu yang dicurigai mengidap TBC.
Selain itu, pemeriksaan kesehatan gratis diberikan melalui paket cepat, yang terdiri dari sepuluh tes, termasuk status gizi, aktivitas fisik, tekanan darah, gula darah, TBC, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), kanker paru, kesehatan jiwa, dan geriatri. Karena sasaran adalah warga binaan perempuan, skrining juga mencakup tes IVA, SADARI, dan tes cepat HIV, Hepatitis B, dan Hepatitis C.
Prof. Dante menyatakan bahwa lembaga pemasyarakatan adalah tempat di mana satu kamar diisi oleh banyak orang, dan semua penghuni harus diskrining jika ada satu orang yang tertular TBC.
Prof. Dante mengatakan, “Semoga apa yang kita lakukan hari ini bermanfaat bagi ibu-ibu yang ada dalam Lapas binaan ini sehingga nanti ibu-ibu ini keluar sebagai warga negara yang sehat yang sama haknya dengan warga negara lain.”
Sinergi untuk Penanggulangan TBC di Lapas
Menurut Muhammad Ali Syeh Banna, Kepala Kanwil Ditjen Pemasyarakatan Banten, program skrining di Lapas adalah upaya untuk mencegah penyebaran penyakit menular. Ia berharap program ini dapat dilaksanakan dengan baik sehingga dapat memberikan manfaat bagi seluruh warga binaan sekaligus menjadi deteksi dini pelayanan kesehatan.
“Semoga sinergi dan kerja sama yang terus berlanjut ini memberikan kemajuan bersama untuk meningkatkan lembaga pemasyarakatan,” kata Ali.
Sementara itu, Walikota Tangerang Sachrudin menyatakan bahwa TBC di Indonesia masih merupakan masalah besar yang perlu ditangani secara menyeluruh. Hal ini berdampak pada kualitas hidup dan produktivitas masyarakat Indonesia, bukan hanya pada individu.
Dia berpendapat bahwa untuk mengatasi TBC, kebersamaan yang sistematis dan berkelanjutan diperlukan.
Sachrudin menyatakan, “Pemerintah Kota Tangerang telah menetapkan Peraturan Walikota nomor 77 Tahun 2022 tentang Penanggulangan TBC sebagai bentuk komitmen nyata.”
Wakil Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Silmi Karim, menyoroti situasi overcrowding di Lapas, yang meningkatkan risiko penularan TBC hingga 10 kali lipat dibandingkan masyarakat umum. “Dengan kapasitas seharusnya 140 ribu orang, kini jumlah penghuni lapas mencapai 280 ribu. Ini membuat penularan penyakit sangat cepat, tidak hanya bagi warga binaan, tetapi juga bagi petugas dan pengunjung,” katanya.
Sejalan dengan upaya kesehatan ini, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Veronika Tan, melihat program ini sebagai kesempatan bagi warga binaan untuk tetap produktif. “Hari ini, selain skrining TBC, ada juga pemeriksaan IVA. Ini menjadi titik awal pemberdayaan perempuan agar mereka memiliki tekad untuk perubahan,” tuturnya.
Pemerintah berkomitmen untuk memastikan hak kesehatan bagi seluruh masyarakat, termasuk warga binaan Lapas, melalui kerja sama lintas sektor ini.
SUMBER SEHATNEGERIKU.KEMKES.GO.ID : Tingkat Penularan TBC di Lapas Sangat Tinggi, Wamenkes Tinjau Langsung Proses Skrining