HOSPITALNENEARME — MALANG – Oknum dokter diduga melakukan pelecehan seksual saat bertugas pada sebuah rumah sakit swasta di Kota Malang, ternyata merupakan dokter umum di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Persada, Malang. Dokter itu pula yang dari informasi terduga korban memeriksanya ketika pertama kali masuk ke UGD, pada Sabtu (19/04/2025) dini hari ketika mengalami gangguan kesehatan.
Tim Etik Sub Komite Etik dan Disiplin RS Persada Malang dr. Galih Endra Dita menjelaskan, dokter berinisial AYP itu memang merupakan dokter umum yang bertugas di IGD selama bertugas di RS Persada. AYP diketahui baru masuk ke RS Persada, pada tahun 2019 lalu.
Yang bersangkutan (dokter berinisial AYP) masuk ke Persada tahun 2019,” kata dr. Galih Endra Dita, saat konferensi pers pada Jumat (18/4/2025) di RS Persada, Kota Malang.
Selama bertugas di RS Persada, disebutnya AYP memang tidak pernah mengalami permasalahan atau dugaan terjerat kasus, apalagi berkaitan dengan seksual atau asusila. Bahkan ia dan beberapa rekan kerja lainnya tak melihat perilaku AYP yang menyimpang, atau terindikasi kelainan seksual, serta tidak pernah ada keluhan dari pasien atau pekerja di rumah sakit lainnya.
Kami sudah telisik perilakunya itu adalah perilaku yang wajar sebagaimana yang lainnya. Tentang sebelum masuk ke Persada itu kami tidak bisa menyampaikan, karena itu kan informasi dari rumah sakit lain. Jadi ada beberapa yang bersangkutan bekerja di beberapa rumah sakit,” terangnya.
Selama bertugas di dokter jaga, AYP dan dokter umum lainnya pun beberapa kali bisa memeriksa pasien di rawat inap, sesuai rekomendasi atau kebijakan dokter yang menangani pasien itu. Makanya pihaknya tak mempermasalahkan mengenai tindakan AYP, yang memeriksa pasien berinisial QAR (31) yang diduga mengalami pelecehan seksual, asal tidak melanggar etika.
Dia itu juga bisa mendapatkan pendelegasian ke rawat inap, misalkan diminta untuk follow up pemeriksaan, untuk mendapatkan informasi lebih lanjut atas perintah konsulernya atau dokter spesialisnya. Jadi dokter di UGD itu bisa ke rawat inap gitu,” ujarnya.
“Yang kedua penjadwalan di rumah sakit itu memang ada namanya itu shift IGD, ada juga shift rawat inap. Jadi itu memang kewenangannya itu memang ada, untuk kemudian dokter itu melakukan pelayanan di rawat inap,” terangnya.
Sementara itu, Supervisor Humas Persada Hospital, Sylvia Kitty Simanungkalit mengungkap, sebelum bergabung ke RS Persada, dipastikan telah menjalani serangkaian tes mulai psikologis, tes medis, hingga wawancara. Makanya dokter berinisial AYP, tidak ada indikasi adanya kelainan, semisal kelainan seksual.
“Kita pasti ada semua prosesnya, proses medis, dan psikologis, ada prosesnya, pasti ada psikotes, wawancara, dan sebagainya,” tegas Sylvia Kitty Simanungkalit, menambahkan saat konferensi pers.