HOSPITALNENEARME — Jakarta – Varian Omicron JN.1 masih menjadi strain dominan dengan penyebaran kasus COVID-19 yang terus meluas di Thailand.
Sejak awal tahun hingga 30 Mei 2025, total kasus COVID-19 d Thailand tercatat mencapai 257.280 kasus dengan 52 kematian.
Lonjakan ini dipicu oleh peningkatan kasus setelah libur Songkran dan masuknya musim hujan yang mempermudah penyebaran virus pernapasan.
Dominasi Varian JN.1 dan Munculnya NB.1.8.1
Menurut data Departemen Ilmu Kedokteran Thailand, sejak Januari 2024 hingga awal Mei 2025, varian Omicron JN.1 menyumbang 63,92% dari seluruh kasus COVID-19 di Thailand. Varian XEC, yang sempat menjadi perhatian, kini hanya menyumbang 3,07% kasus.
Sementara itu, varian baru bernama NB.1.8.1, yang merupakan subvarian dari XDV.1.5.1 dan turunan dari JN.1, mulai menunjukkan tren peningkatan secara global.
Ditemukan pertama kali pada Januari 2025, varian ini telah menyumbang 10,7% dari seluruh sekuens genetik global per pertengahan Mei. Di wilayah Pasifik Barat, angka ini bahkan mencapai 11,7%.
Meski varian baru ini belum terdeteksi secara luas di Thailand, pemerintah tetap mewaspadai penyebarannya. Wakil juru bicara pemerintah Anukool Pruksanusak menyatakan bahwa “perjalanan internasional dan musim hujan dapat mempercepat penyebaran varian baru.”
Antara 18–24 Mei 2025, Thailand mencatat 67.484 kasus baru dan delapan kematian. Hingga 27 Mei, jumlah kumulatif mencapai 211.717 kasus dan 51 kematian. Pekan berikutnya, hingga 30 Mei, kasus terus bertambah hingga total 257.280 kasus.
Peningkatan Kasus dan Klaster Baru
Menurut Dr. Jurai Wongsawat, juru bicara Departemen Pengendalian Penyakit (DDC), meskipun sebagian besar pasien hanya mengalami gejala ringan, jumlah kasus meningkat signifikan dibanding periode yang sama tahun lalu.
“Tingkat kematian tetap rendah di angka 0,02%, namun masyarakat harus tetap waspada tanpa perlu panik,” ujarnya.
Dilansir ANN, Departemen juga mencatat 14 klaster baru dalam periode ini, di antaranya:
- 6 penjara (198 kasus),
- 5 institusi pendidikan (258 kasus),
- 2 kamp militer (178 kasus),
- 1 rumah sakit (35 kasus).
Wilayah dengan Kasus COVID-19 Tinggi di Thailand
Wilayah dengan Kasus Tertinggi:
- Rayong – 1.073 kasus
- Bangkok – 976 kasus
- Chonburi – 914 kasus
- Phuket – 911 kasus
- Nonthaburi – 817 kasus
- Pathum Thani – 650 kasus
- Nakhon Pathom – 639 kasus
- Samut Prakan – 609 kasus
- Trat – 585 kasus
- Prachuap Khiri Khan – 548 kasus
Waspada Musim Hujan, Tetap Terapkan Protokol Kesehatan
Dr. Jurai mengingatkan bahwa musim hujan dan musim dingin berpotensi mempercepat penyebaran virus.
“Virus cenderung bermutasi menjadi bentuk yang kurang parah, tapi tetap menyebar lebih cepat. Karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan dan kebersihan diri,” katanya.
Anukool menambahkan bahwa pemerintah Thailand akan terus memantau perkembangan varian baru dan menyesuaikan langkah mitigasi.
“Masyarakat diminta untuk tidak mengabaikan protokol kesehatan: rajin mencuci tangan, menggunakan masker di tempat ramai, dan segera mendapat vaksinasi penguat jika sudah waktunya,” ujarnya, dilansir The Nation.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyampaikan kekhawatirannya atas peningkatan kasus secara global, terutama di wilayah Pasifik Barat, Asia Tenggara, dan Mediterania Timur. Tingkat positif tes COVID-19 global kini mencapai 11%, tertinggi sejak Juli 2024. WHO mencatat tren peningkatan di 73 negara, termasuk kawasan Karibia dan wilayah Andes di Amerika.